Halaman

Senin, 04 Juli 2011

Kesaksian Mantan Pemeluk Hindu Tentang Ritual Sebagian Masyarakat Islam

Mulai ditulis Jum'at, 01 Juli 2011
Selesai ditulis Senin, 04 Juli 2011
by Salam

Awalnya saya diajak sorang teman untuk menyaksikan video mualaf, yaitu kesaksian seorang mantan pemeluk Hindu yang akhirnya masuk Islam (nama beliau sekarang Ustadz Abdul Aziz). Sebenarnya sangat banyak kesaksian semacam ini, namun yang menarik sang mantan Hindu ini juga mengritisi  tentang ritual sebagian masyarakat Islam khususnya di Indonesia yang mana banyak praktek-praktek ibadah yang sebenarnya tidak landasan dalam al Quran maupun al Hadits yang keduanya merupakan sumber hukum Islam.
Berikut ini rangkuman isi VCD yang saya saksikan dengan teman saya.
  •   Sepak terjang beliau sebelum masuk Islam
Beliau dulunya adalah seorang Romo Suringgih (orang yang disucikan) yang berkasta Brahmana sekaligus sarjana Agama Hindu dari Bali. Sungguh hanya karena kemurahan, rahmat dan hidayah Alloh lah beliau bisa memeluk agama Islam. Pada awalnya beliau mempelajari ilmu Yoga Samadi di Pure Lumajang bersama teman-teman beliau lainnya. Dan akhirnya beliau berhasil menguasai ilmu tersebut. Dengan ilmu tersebut mereka mengelabui dan memurtadkan umat Islam secara sembunyi-sembunyi / tersirat dan masuk ke dalam agama Hindu.
Namun akhirnya gerakan beliau tercium oleh dai-dai dari umat Islam yang tentu saja menjadi penghalang gerakan pemurtadan beliau. Kemudian belau mengadukan masalah tersebut pada Romo Pinandita. Kemudian Romo Pinandita meminta beliau untuk menyempurnakan ilmu Yoga Samadinya dengan mempergunakan mantram trayambakam. Menurut romo tadi, siapapun yang mengamalkan ilmu Yoga Samadi dengan mempergunakan mantram trayambakam dan berpuasa selama 7 hari 7 malam, maka dia akan mendapatkan kekuatan supernatural (supranatural) dari Tri Murti (3 manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wangsa; Dewa Brahma, Wisnu, Shiwa).
  •  Kisah masuk Islam
Dalam ritual yang beliau lakukan, pada hari ke 1, 2,3  beliau terus membaca mantram trayambakam tadi, kemudian pada malam hari yang ke 3 beliau diuji Tuhan dengan ribuan nyamuk yang hendak menyerangnya. Kemudian beliau bacakan mantram trayambakam nyamuk itupun hilang.
Di hari yang ke 5 beliau diuji lagi dengan datangnya bau busuk dari tubuh beliau, namun bau busuk itupun hilang setelah dibacakan mantram trayambakam.
Pada malam hari yang terakhir beliau berdebar-debar hatinya membayangkan bagaimana wujud Tuhannya, dan membayangkan bagaimana beliau bisa sungkem pada Dewa-Dewa beliau. Hal itu berlangsung samapi larut malam, sekitar jam 02.00 dinihari. Setelah melewati jam 02.00 dinihari hatinya tidak lagi berdebar-debar namun menjadi bergoncang sangat kuat. Akan tetapi Tuhan juga belum hadir. Akhirnya beliau diuji Tuhan dengan Suara Takbir; Allohu Akbar.. Allohu Akbar.. Allohu Akbar wa lillahilham..
Karena awalnya beliau memusuhi Islam, bahkan ritual yang beliau lakukan inipun bertujuan untuk memperkuat pengaruhnya dalam memurtadkan kaum muslimin, dan beliau sadar betul bahwa besok bukanlah hari raya Idul Fitri / Idul Adha kaum muslimin, maka suara takbir beliau lawan dengan mantram trayambakam.
Namun suara takbir tersebut bukan hilang, akan tetapi semakin lama semakin kuat, semakin lama semakin jelas. Kejadian itu tidak lantas membuat beliau langsung masuk Islam.
Keesokan harinya beliau melakukan pembatalan ritualnya dengan makan dan minum. Sore harinya beliau ke rumah bibinya yang beragama Islam. Di sana beliau membaca buku pasholatan milik bibinya. Di lembar pertama dari buku itu, beliau membaca arti do’a iftitah; kabirau wal hamdulillahi katsirou wa subhanallohi bughrotau wa ashila
Setelah membacanya, beliau gemetar sampai-sampai keluar keringat dingin. Barulah beliau merasakan bahwa suara takbir saat malam ritualnya adalah pertanda dia harus masuk Islam. Beliau dapat merasakan bahwa Islam sangat damai sangat bahagia. Akhirnya beliau masuk Islam dengan dibimbing seorang ustadz. Subhanalloh wal hamdulillah.
Namun beliau masih sembunyi-sembunyi dalam menjalankan agama Islam. Akhirnya keluarga beliau mengetahui ke-islaman beliau. Belaupun mendapat ujian yang berat dengan ke-Islaman beliau sampai ancaman bunuh dari paman beliau.
Namun akhirnya dengan pertolongan Alloh beliau mampu melewati ujian tersebut. Bahkan keluarga beliau dan saudara-saudara beliau akhirnya masuk agama Islam. Subhanalloh wal hamdulillah.
Karena dulu beliau banyak memurtadkan kaum muslimin menjadi pemeluk Hindu, maka setelah beliau Islam beliupun mensyahadatkan sekitar 272 pemeluk Hindu menjadi pemeluk agama Islam.

  • Kritikan beliau tentang ritual sebagian masyarakat muslimin
Beliau sebagai mantan pemeluk Hindu, beliau telah mempelajari kitabkitab agama Hindu seperti Bagawakita, Yajur Weda, Rik Weda, Sama Weda dll selama kurang lebih 25 tahun dan beliau juga sebagai sarjana agama Hindu. Sehingga tidak diragukan lagi kemampuan beliau dan penguasaan beliau tentang ajaran agama Hindu.
Setelah beliau masuk agama Islam, beliau melihat banyak ritual yang dilakukan masyarakat Islam yang tidak bersumber dari Quran dan Hadits tapi bersumber dari agama Hindu.

  1. Dalam agama Hindu, sapi merupakan binatang yang dihormati, karena sapi (kerbau putih) merupakan kendaraan/tunggangan Bhatara Siwa. Namun pada masyarakat Islam tepatnya di daerah Solo, Jawa Tengah masih ada sapi yang diagungkan dan dianggap membawa berkah bahkan diberi gelar Kiyai. Yaitu sapi yang bergelar kiyai slamet.
  2. Dalam agama Hindu, ketika memberangkatkan mayat ke kuburan, terdapat tradisi brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada Dewa di Nirwana. Namun tradisi brobosanpun ternyata masih dilakukan umat Islam, pada hal tersebut tidak ada dasar/dalil dari al-Quran dan Hadits. Selain brobosan, dalam ritual agama Hindu, dalam prosesi pemberangkatan jenazah, juga terdapat ritual memberi payung di atas kepala jenazah dan di atas keranda jenazah dikasih roncean bunga. Dan hal inipun juga dilakukan oleh masyarakat Islam hal tersebut tidak ada dasar/dalil dari al-Quran dan Hadits.
  3. Dalam agama Hindu, mereka meyakini bahwa roh anak yang belum baligh (meninggal saat masih kecil/belum dewasa) pulang ke rumah pada saat hari raya. Sebagai penghormatan orang tua pada roh anak, maka orang tua menyediakan kupat/ketupat. Kupat diapasang di atas pintu, atau di kamar tengah atau dibagi-bagikan kepada tetangga pada saat hari raya. Dan masyarakat Islam ternyata juga melakukan ritual ini pada saat hari raya, tepatnya setelah hari raya Idul Fitri yang biasa disebut hari raya kupatan. Padahal al-Quran dan Hadits tidak memberikan tuntunan tentang kupatan tersebut.
  4. Dalam agama Hindu, dalam prosesi menuju alam Nirwana menghadap Ida Sang Hyang Widi Waksa mencapai alam Moksa, diperintahkan melakukan selametan atau kirim do’a, 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, mendak pisan, mendak pindo dan nyewu. Dan hal inipun juga dilakukan oleh masyarakat Islam hal tersebut tidak ada dasar/dalil dari al-Quran dan Hadits.

Dasar ritual-ritual tersebut tidak terdapat dalam al-Quran maupun as-Sunnah, namun terdapat dalam kitab-kitab maupun buku-buku agama Hindu, seperti;
  • Kitab Mahanarayana Upanisad,
  • Buku Ritual-Ritual Hindu dalam budaya Jawa karya Prof. Dr. Ida bedande Adi Suripto, seorang Duta dari agama Hindu untuk negara Nepal, India, Vatikan dan Roma. Dan sekarang menjabat sebagai sekretaris PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia). Bahkan dalam buku ini juga tedapat tatacara agama Hindu dalam merawat kandungan seorang ibu, seperti nelonan, tingkepan dsb.
  • Kitab Sama Weda hal. 373 ayat 1,
  • Kitab Samhita, buku satu, baga satu, hal 20, dalam kitab-kitab itu jelas disebutkan untuk melakukan pengorbanan dan kirim doa pada orang tua pada hari ke 1, ke 3, ke 7, ke 40, ke 100, mendak pisan, mendak pindo dan nyewu.
Dan masih banyak lagi kritikan yang beliau jelaskan. Yang pada intinya ritual-ritual tersebut adalah ternyata berasal dari agama Hindu dan sama sekali tidak terdapat sandaran dari al Quran maupun as Sunnah.

Rabu, 29 Juni 2011

Bumi Tempat Sujud
 Bismillah..

 نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Kami panjatkan segala puji padaNya dan kami meminta pertolonganNya. Seraya memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan amaliahku. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.

Sudah lama sekali ingin menulis curahan hati tentang ummat ini, namun terkendala waktu sehingga baru hari ini terealisasi. alhamdulillah..

Meski sederhana, semoga bermanfaat bagi semua, aamiin..

Satria Islam (salam)